Sunday, March 02, 2008

Masih Kurang Aturannya? (UPDATED)

Orang Singapur gila peraturan. Mereka gila karena peraturan, mereka gila pula karena senang dengan peraturan.

Salah satu peraturan yang suka bikin bengong orang yang baru pertama kali kesini, gak boleh makan permen karet. Soalnya kotor, lengket, butuh duit buat bersihin.
Lantas..gimana dengan kata researcher yang bilang permen karet justru dianjurkan buat menghilangkan stress? Atlet..ujian..orang2 kerja?
Pokoknya jorok, gak mau tau. Kalau mau makan permen karet, bayar denda.

Homo sapiens, makin dilarang, makin seneng. Kalo ada kesempatan nyebrang ke Johor ,yang pertama dibeli seringnya permen karet. Gile lho.. ini langka..,kapan2 lagi makan permen karet.

Selaen permen karet, banyak aturan-aturan lagi, walaupun banyak pula yang berupa guidelines. Dijalanin syukur, gak dijalanin gak dipenjara, paling dikepret. Tapi dikepret gak enak, bikin bĂȘte. Jadi kudu dijalanin. Misalnya, kayak naik escalator, udah kayak bus kota atau jalan tol. Kanan buat mendahului. Dan sebagainya. Dan sebagainya.

Orang pernah nanya, emang gak stress hidup disini. Jalan cepet-cepet, makan kudu cepat-cepat sebelom piringnya ditarik-tarik. Iyah sih, rese juga. Cuman herannya, kayaknya banyak juga orang yang pengen lebih dikekang.

Belom lama lagi beken soal orang ngasih tempat duduk buat ibu2 hamil. Bagusnya, karena jarang kriminalitas, koran2 gak ada kerjaan yang lebih penting, jadi ngebahas macem2. Nah, ibu2 hamil kan bawanya berat tuh, begitu pula kakek-kakek nenek nenek atau orang yang bawa belanjaan buat tiga tahun. Itu diperdebatkan, banyak remaja atau manusia yang masih kagak mau kasih tempat duduk buat mereka, ada yang pura-pura tidur, ada yang baca Koran dan laen-laen.

Wow. Heboh. Orang2 mulai mencela. Gue sih diem aja, gue sering kasihan sama orang2 yang dikira ‘kudu’ ngasih duduk. Bener lho, orang tuh bisa kecapean kerja, orang tuh bisa mulas perut melilit, orang bisa hamil muda, lemah, atau bisa juga anemic, atau habis begadang. Kan gak keliatan. Kan gak ketauan.

Setelah ramai diperdebatkan, muncul ide-ide dikoran. Kenapa gak dikasih peraturan aja kalo orang yang gak kasih duduk dihukum denda kek, dipenjara kek. Biasanya gak cuman satu pembaca yang koar-koar begitu, tapi ada beberapa yang dimuat, yang gak dimuat, hanya monyet yang tau ada berapa.

Begitu pula kemaren, Koran memuat cerita banyaknya anjing kucing yang terbuang setelah pemiliknya bosen, banyakan pada bermerek, anjing ras. Jadi ketahuan tuh biang keroknya orang2 kaya yang paling tidak punya condominium yang bisa membeli anjing ras dan…membuangnya.
Debat debit debat, muncul lagi dikoran, kenapa gak dikasih aturan kalo anjing ras dilarang import, pembiakan local juga harus dikontrol, pet shop gak boleh jual anjing rasa tau ada quotanya..

Begitu lagi.
Gue heran, kenapa orang-orang sok pintar itu demen banget jadi robot-robotan, kalau semuanya harus dikontrol pake aturan, kemana artinya syaraf-syaraf otak yang bisa membedakan apa yang sebaiknya dilakukan apa yang enggak. Lama-lama, orang gak bisa ambil keputusan sendiri, lama-lama orang bingung apa yang pantas apa yang dienggak, gak punya lagi moral untuk berpikir dan memutuskan…
Gak punya lagi yang namanya tenggang rasa, kebaikan hati dan kemurnian jiwa..Huahahaha..
Keledai..

Untungnya, pemerintah cukup pintar, jadi yang kayak gitu-gitu gak didengerin. Benernya mereka lebih pintar lagi kalo gue denger dari dosen gue, misalnya banyak aturan-aturan bisnis atau karyawan yang ternyata tidak resmi. Jadi daripada ‘law’ yang ada hukuman, mereka pake ‘guidelines’. Buat perusahaan local, cukup ngepek, karena orang sini takut aturan. Buat perusahaan asing, banyak loopholes. Tapi itu strategy, biar orang pada mau bisnis disini, karena mereka mikir, kalo terlalu rigid, kebanyakan aturan, siapa yang mau..

Tuh kan orang2, cam kan itu…siapa mau di dinding subway tulisannya semua…jangan gak kasih duduk, denda 500 dollar, jangan maen2in ringtone atau maen game dengan suara berisik, jangan punya earphone yang kedengeran orang laen, yang berambut banyak dan keriting jangan nyender-nyender atau kena2in orang, jangan bau, denda 500 dollar..

Biarpun gue setuju sama hal-hal yang dilarang2 itu, tapi kan gak waras kalo ampe dijadiin aturan..


UPDATE 22/03/2008:

These nutcases just never stop!
Around three days ago a person posted a letter to newspaper asking the goverment to ban char kway tiau, a Singaporean delicacy, because his daughter is obese. He wants government to monitor the selling of healthy food.

It really really difficult to understand and get it into my head.
I guess one word or two can nail it; Self Control!

If you are fasting, don't ask people to cover up their food for you.
If you are horny bastard, don't ask people to hide in the blanket so that you are 'spared' from being invited.
If you want to be healthy by not eating oily food, oh well! I don't know the answer... perhaps poke your eyes and stuff your nose, see no evil.,smell no evil..

Luckily, amusingly, a day after there are letters from disagree readers who are as amused as me...
So at least the world is not so weird huh...at least there are people out there who go to the greater length to post their objections rather than cursing in their own online diary eh?