Friday, February 22, 2008

Family

I haven’t been writing actively for a while. Apparently being at home makes me lazy to go to computer just to write.

I want to write about my nephew, my first brother’s son. All the while I’ve only met him for a short period, and he didn’t want to interact. But when the family came to Singapore, I finally can play with him. Apart of his reputation as little monster, to me, he is actually very sweet and well-behaved. He is quite different with other children, he doesn’t ask for attention, often he would just play by himself. So it’s good when we have to bring him outside, we can even had our meal as if there is no child around. Only when there are certain things he doesn’t like, he would be difficult, but that is not often.

The funny thing is, he really like anything connected with transportation, bus, train, plane and boat. He would enjoy the journey which is something that really eases the parent. The problem is, sometimes he doesn’t want the journey to end.

So, I kind of miss him. He he… I do. I really do.

When I saw my brothers dealing with their kids, I can see that actually children sometimes are really selfish, just because they don’t understand the parent’s difficulty to fulfill their demand. One story that my mom shared, when we were young, we were very poor. One day, mom went out with eldest brother. He wants a toy but she didn’t have money to buy it. But the kid wouldn’t understand, cried and refused to stand up. It’s very sad for parent not to be able to fulfill the child’s wish, because the child doesn’t understand, they didn’t know.

So for all children who already understand, we gotta be nice to parents for what they have endured for us..for it is the greatest patience and love that they gave and they always give.

Saturday, February 16, 2008

Imlek

Imlek sudah hampir berakhir, sekarang saatnya barongsai-barongsai mulai merajalela dijalan. Gue gak gitu demen makhluk yang satu ini, semua berawal dari waktu gue dikampung halaman dulu, pas temen2 anak2 tetangga adalah monyet2 yang maenin barongsai. Ceritanya tuh barongsai bakal singgah dari rumah ke rumah. Problemnya, berhubung Imlek adalah peristiwa besar di Pontianak, semua pintu dibuka dan semua orang saling kunjung mengunjungi. Baju baru, rumah kinclong, tawa2 meriah, kue, balon bertebaran dimana-mana. Karena pintu terbuka, suatu hari barongsai nyelonong masuk rumah, gederebung sepanjang koridor, geleng2 dan ngedip2 dengan mata yang genit berbulu mata palsu, yang mana menurut gue kelihatannya kayak barongsai mabok yang nyeruduk kesana sini. Belom lagi ada music kencleng kencleng yang terdiri dari dua piring besi besar yang digebryang gebryang. Apa tuh namanya.

Yang pasti, kemunculan makhluk gede gondrong yang tiba-tiba itu membuat anak2 pada kaget dan lari ke loteng. Gue inget banget kok, ada dua orang yang ikut ngabur sama gue, tapi resenya sampai sekarang gue doang yang melekat dalam ingatan orang-orang.
Imlek ini, tidak seperti biasa, dimana gue pulang ke Jakarta, kali ini adik pertama gue yang kesini, berhubung diJakarta tinggal dia satu2nya, jadi kali ini dia mengalah sekaligus jalan2 bersama keluarganya. Liburan dia tidak berawal dengan baik, karena dia terjebak 12 jam didalam taxi menuju airport Sukarno Hatta, menginap di airport karena pesawat tidak terbang dan hampir ketinggalan ferry terakhir menuju ke Singapore. Total perjalanan menghabiskan rekor 36 jam, jadwal sampai dari tanggal 31 Januari, tergeser sampai 2 February ketika dia manginjakkan kaki di Sgp.

Imlek disini adalah Sabatical time untuk semua orang yang bekerja, karena acara utama Imlek sebenarnya adalah kunjung mengunjungi, hampir semua toko tutup untuk hari pertama dan kedua Imlek. Untuk turis, belanja dan jalan2 jadi terbatas. Tapi secara keseluruhannya, liburannya juga gak terlalu gagal, kita sempat maen bowling, maen mahyong, shopping, jalan2, reunion dinner dan lain-lain.

Met Imlek, nyet nyet nyuk nyuk!